Sebuah kenangan...
Aku memanggilnya Pipit. Pertama aku kenal dia sejak awal perkuliahan semester 1 di kelas Akuntansi 4 `05 Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Dia menyapaku terlebih dahulu. Dan sejak itu kami berteman dekat.
Dia berasal dari Kabupaten Tegal. Karena itulah dia pernah menyapaku. Karena aku juga pernah tinggal selama 6 tahun di kota Tegal dari kelas 4 SD sampai 3 SMP. Kami langsung bisa berbaur dengan akrab dengan salah satu lagi sahabatku, Rina Isnaeni.
Aku, Pipit dan Rina sangat dekat. Persahabatan kami sangat indah. Kita selalu bersama-sama. Kadang berangkat kuliah bareng, pulang bareng, makan bareng, tidur bareng, main bareng, ngerjain tugas bareng, curhat-curhatan bareng, dan ngapa-ngapain bareng.
Setiap ada masalah, aku selalu cerita kepada Pipit. Dialah satunya sahabat yang mengerti akan diriku. Mengetahui semua rahasiaku. Apapun aku selalu cerita kepadanya. Dia mampu mendengarkan segala keluh kesahku dengan senyumnya.
Ingatkah kau Pit, sewaktu aku putus cinta Kau dan Rina menghiburku dan memanjakanku. Kita bersenda gurau dan membuat aku tertawa. Kau selalu menemani aku disaat aku sedang sedih.
Ingatkah kau Pit, saat pertama kali kita berantem. Karena ada yang dirahasiakan antara kau dan Rina. Aku tidak marah, aku hanya diam. Namun, aku tak menyangka kejadian itu menjadikan aku mengerti, bahwa aku sangat menyayangimu. Walaupun aku diam, aku selalu memperhatikanmu. Malam itu, kau kesakitan perut. Entah mengapa saat pulang kuliah, kau memilih lewat tangga yang sepi. Padahal tidak ada satu orangpun yang melewatinya. Semua anak kelas kita melewati tangga yang ujung satunya. Aku mengikutimu dari belakang,tanpa kesadaran bahwa aku sedang nyuekin kamu. Ku tuntun tanganmu, lalu kau terjatuh dan kesakitan. Aku bingung, tak ada seorang pun yang ada disitu. Seketika langsung aku menangis, dan berteriak-teriak minta tolong. Untung saja, aku melihat ada makhluk diatas tangga. Dan dia langsung mencari pertolongan. Temen-temen pria kita datang dan membawamu ke ruang transit dosen. Kau menggenggam tanganku begitu erat, hingga aku merasakan sakit. Namun, aku mengerti rasa sakitku tak seberapa dibandingkan rasa sakit yang kau alami. Saat itu aku mengerti, betapa aku sangat menyayangimu, Pit. Maafin aku yang udah nyuekin kamu saat itu.
Ingatkah kau Pit, tentang kenangan kita. Disaat kita menjalani hidup ini bersama-sama. Kita selalu main game bersama. Ingatkah kau game “Insaniquarium”. Kita balap-balapan high score. Ingatkah akan semua kenangan kita.
Kau selalu membawakan oleh-oleh sehabis pulang dari rumah. Ataupun sehabis jalan-jalan ke Semarang. Kau tak pernah lupa membawakanku oleh-oleh.
Aku sering nginep di kostmu. Kita selalu cerita ngalor-ngidul sampe tengah malam, hingga bangun kesiangan. Bahkan sebelum aku bangun pun, kau selalu menyediakan teh hangat atau susu, dan juga jajanan.
Hingga akhirnya 2 tahun aku mengenalmu, sejak awal semester 5, kau sakit. Aku selalu menemanimu berangkat atau pulang kuliah. Tapi, pengorbananku hanya berlangsung 2 bulan saja. Lalu, kau pulang dan berobat dirumah. Kau bilang, dokter memvonismu “tumor otak”. Saat itu bulan November 2007.
Bulan Februari 2008, aku ke Tegal menjengukmu bersama Komandan. Senang rasanya walaupun hanya 1 jam aku berada di rumahmu. Saat itu, bdanmu kurus banget. Lebih kurus daripada aku. Padahal dahulu kamu gemuk banget. Saat itu, kamu pun tak sanggup berjalan. Bangun pun harus di bopong. Tiap hari kau hanya ditempat tidur.
25 Agustus 2008, aku mendapatkan kabar kalau kau telah kembali ke sisi Allah SWT. Perasaan sedih tak mampu lagi ku ungkapkan. Penyesalan yang mendalam. Aku tak mampu melihat kau untuk terakhir kalinya. Saat aku tiba dirumahmupun, kau sudah dimakamkan. Aku menyesal banget, karena aku tak tau kabar tentang dirimu sejak awal. Aku baru tau kau meninggal dunia sekitar jam 10.30. padahal kau meninggal sekitar shubuh. Kalau aku tau lebih cepat, mungkin aku masih bisa melihatmu sebelum dimakamkan. Maafin aku Pit, maafin aku cayank…
Aku kangen banget ama kamu…
Aku memanggilnya Pipit. Pertama aku kenal dia sejak awal perkuliahan semester 1 di kelas Akuntansi 4 `05 Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Dia menyapaku terlebih dahulu. Dan sejak itu kami berteman dekat.
Dia berasal dari Kabupaten Tegal. Karena itulah dia pernah menyapaku. Karena aku juga pernah tinggal selama 6 tahun di kota Tegal dari kelas 4 SD sampai 3 SMP. Kami langsung bisa berbaur dengan akrab dengan salah satu lagi sahabatku, Rina Isnaeni.
Aku, Pipit dan Rina sangat dekat. Persahabatan kami sangat indah. Kita selalu bersama-sama. Kadang berangkat kuliah bareng, pulang bareng, makan bareng, tidur bareng, main bareng, ngerjain tugas bareng, curhat-curhatan bareng, dan ngapa-ngapain bareng.
Setiap ada masalah, aku selalu cerita kepada Pipit. Dialah satunya sahabat yang mengerti akan diriku. Mengetahui semua rahasiaku. Apapun aku selalu cerita kepadanya. Dia mampu mendengarkan segala keluh kesahku dengan senyumnya.
Ingatkah kau Pit, sewaktu aku putus cinta Kau dan Rina menghiburku dan memanjakanku. Kita bersenda gurau dan membuat aku tertawa. Kau selalu menemani aku disaat aku sedang sedih.
Ingatkah kau Pit, saat pertama kali kita berantem. Karena ada yang dirahasiakan antara kau dan Rina. Aku tidak marah, aku hanya diam. Namun, aku tak menyangka kejadian itu menjadikan aku mengerti, bahwa aku sangat menyayangimu. Walaupun aku diam, aku selalu memperhatikanmu. Malam itu, kau kesakitan perut. Entah mengapa saat pulang kuliah, kau memilih lewat tangga yang sepi. Padahal tidak ada satu orangpun yang melewatinya. Semua anak kelas kita melewati tangga yang ujung satunya. Aku mengikutimu dari belakang,tanpa kesadaran bahwa aku sedang nyuekin kamu. Ku tuntun tanganmu, lalu kau terjatuh dan kesakitan. Aku bingung, tak ada seorang pun yang ada disitu. Seketika langsung aku menangis, dan berteriak-teriak minta tolong. Untung saja, aku melihat ada makhluk diatas tangga. Dan dia langsung mencari pertolongan. Temen-temen pria kita datang dan membawamu ke ruang transit dosen. Kau menggenggam tanganku begitu erat, hingga aku merasakan sakit. Namun, aku mengerti rasa sakitku tak seberapa dibandingkan rasa sakit yang kau alami. Saat itu aku mengerti, betapa aku sangat menyayangimu, Pit. Maafin aku yang udah nyuekin kamu saat itu.
Ingatkah kau Pit, tentang kenangan kita. Disaat kita menjalani hidup ini bersama-sama. Kita selalu main game bersama. Ingatkah kau game “Insaniquarium”. Kita balap-balapan high score. Ingatkah akan semua kenangan kita.
Kau selalu membawakan oleh-oleh sehabis pulang dari rumah. Ataupun sehabis jalan-jalan ke Semarang. Kau tak pernah lupa membawakanku oleh-oleh.
Aku sering nginep di kostmu. Kita selalu cerita ngalor-ngidul sampe tengah malam, hingga bangun kesiangan. Bahkan sebelum aku bangun pun, kau selalu menyediakan teh hangat atau susu, dan juga jajanan.
Hingga akhirnya 2 tahun aku mengenalmu, sejak awal semester 5, kau sakit. Aku selalu menemanimu berangkat atau pulang kuliah. Tapi, pengorbananku hanya berlangsung 2 bulan saja. Lalu, kau pulang dan berobat dirumah. Kau bilang, dokter memvonismu “tumor otak”. Saat itu bulan November 2007.
Bulan Februari 2008, aku ke Tegal menjengukmu bersama Komandan. Senang rasanya walaupun hanya 1 jam aku berada di rumahmu. Saat itu, bdanmu kurus banget. Lebih kurus daripada aku. Padahal dahulu kamu gemuk banget. Saat itu, kamu pun tak sanggup berjalan. Bangun pun harus di bopong. Tiap hari kau hanya ditempat tidur.
25 Agustus 2008, aku mendapatkan kabar kalau kau telah kembali ke sisi Allah SWT. Perasaan sedih tak mampu lagi ku ungkapkan. Penyesalan yang mendalam. Aku tak mampu melihat kau untuk terakhir kalinya. Saat aku tiba dirumahmupun, kau sudah dimakamkan. Aku menyesal banget, karena aku tak tau kabar tentang dirimu sejak awal. Aku baru tau kau meninggal dunia sekitar jam 10.30. padahal kau meninggal sekitar shubuh. Kalau aku tau lebih cepat, mungkin aku masih bisa melihatmu sebelum dimakamkan. Maafin aku Pit, maafin aku cayank…
Aku kangen banget ama kamu…
0 comments:
Post a Comment